Sabtu, 18 Juli 2009

Kemasan ini dipakai untuk Aneka Makanan Kering, Kerupuk, Abon, Kacang,Snack,Dll
Dapat dipesan dalam jumlah minimum.
Ukuran untuk isi 50g-1000g
Harga Stand up Pouch Non Label
Ukuran : 9 x 17 cm Rp.650
Ukuran : 12 x 20 cm Rp.750
Ukuran : 14 x 22 cm Rp.850
Ukuran : 16 X 24cm Rp.1.000
Ukuran : 20 X 32cm Rp.1.600
Minimum Pesan 3.000 pc
Untuk Non Label No Minimum
Dapat Dipesan Sesuai Dengan Ukuran Yg diminta

KEMASAN FLEXIBLE
Ruang Lingkup
Dalam pembahasan kemas flexible, akan mencakup definisi,
klasifikasi, bahan yang digunakan, proses dalam bidang kemas flexible
dan beberapa contoh popular dalam pengaplikasian kemas flexible.

Definisi :
Kemas fleksibel adalah suatu bentuk kemasan yang bersifat fleksibel
yang dibentuk dari aluminium foil, film plastik, selopan, film plastik
berlapis logam aluminium (metalized film) dan kertas dibuat satu lapis
atau lebih dengan atau tanpa bahan thermoplastic maupun bahan
perekat lainnya sebagai pengikat ataupun pelapis konstruksi kemasan
dapat berbentuk lembaran, kantong, sachet maupun bentuk lainnya.
Pemasaran kemasan ini akhir-akhir ini menjadi popular untuk
mengemas berbagai produk baik padat maupun cair. Dipakai sebagai
pengganti kemasan rigid maupun kemas kaleng atas pertimbangan
ekonomis kemudahan dalam handling.

Bahan baku yang digunakan :
Biasanya bahan yang digunakan sebagai bahan utama dalam
pembuatan kemas flexible adalah antara lain film plastic, selopan,
aluminium foil dan kertas. Untuk memenuhi fungsinya dengan baik
film plastik dan aluminium foil dan kertas dalam berbagai kombinasi
dibentuk sebagai multi layer dan diextrusion dengan resin plastik,
polyethilen, polypropylene, eva, dan lain sebagainya, sehingga
menjadi satu kesatuan ataupun dilaminasi dengan adhesive tertentu.
Kombinasi dari berbagai material tersebut, akan memberikan kemasan
yang lebih sempurna dari prosuk tersebut. Dapat disimpulkan bahwa
bahan yang digunakan adalah sebagai berikut :
Bahan Utama : film plastik, selopan, aluminium foil, metalized film, kertas dan sebagainya.
Bahan Pengikat : perekat/adhesive dan extrusion dari bahan Thermoplastic
Bahan Penolong : antara lain tinta dan solven

Bahan utama : Kertas
Bahan baku kertas cukup banyak digunakan dalam kemasan fleksibel,
merupakan salah satu material essensial. Untuk masa mendatang,
demi untuk orientasi akrab lingkungan, maka pemakaian kertas
dibidang kemas fleksibel akan meningkat.

Ada berbagai macam jenis kertas yang dikenail, dengan sifat tertentu
dan dengan aplikasi tertentu. Kertas dibagi dua dalam klasifikasi yang
luas, ialah cultural papers atau fine paper dan industrial paper atau
coarse papers.

Cultural paper : antara lain printing paper, litho paper, artpaper dan
lain-lain.
Industrial paper : antara lain kraft paper, manila paper, glassine
paper, grease-proof paper dan lain-lain.
Untuk keperluan kemas fleksible, selain menggunakan kertas industri
seperti kraft paper dan glassine paper juga digunakan cultural paper,
seperti litho paper dan art paper. Kraft paper, karena sifatnya yang
kuat, banyak digunakan dibidang kemas fleksible, terutama sebagai
shopping bag.
Kertas kraft digunakan juga pada pembuat multi wall shipping bag,
kertas yang banyak juga digunakan untuk kemas fleksibel adalah
glassine dan grease proof paper. Penampilan dan sifat yang khusus
dari kertas ini, bukan karena penambahan aditif, tetapi karena sifat
dari pulp yang dipakai.
Aluminium Foil
Aluminium foil menempati posisi yang penting dalam produk kemas
fleksibel karena memiliki barriers yang memuaskan dan penampilan
yang baik. Foil yang biasa digunakan dengan ketebalan antara 6
mikron sampai dengan 150 mikron baik soft temper maupun hard
temper. Soft maupun hard temper, tergantung dari komposisi dari
alloy dan treatment terhadap foil tersebut.
Umumnya untuk kepentingan kemas fleksibel foil yang digunakan
tebalnya kurang dari 25 mikron. Namun demikian untuk keperluan
tertentu dengan contoh yang lebih tebal aluminium foil yang soft
temper akan mudah membentuk dead-fold, dan tidak mudah kembali,
dan bisa dibentuk menurut keinginan.
Foil adalah tak berbau, tak ada rasa, tak berbahaya dan hygienis, tak
mudah membuat pertumbuhan bakteri dan jamur. Karena harganya
yang cukup mahal, maka aplikasi dari aluminium foil sekarang ini
banyak disaingi oleh metalized aluminium film. Coating yang sangat
tipis dari aluminium, yang dilaksanakan di ruang vacuum, hasilnya
adalah suatu produk yang ekonomis dan kadang-kadang fungsinya
dapat menyaingi aluminium foil, dalam aplikasi kemas fleksibel dan
memiliki proteksi yang cukup baik terhadap cahaya, moisture dan
oksigen.

Pengaruh uap air terhadap kemasan
Oleh karena uap air berada diatas ini, setiap produk baik yang
dikemas ataupun dialam bebas, mengandung kadar air didalamnya.
Kadar uap air didefinisikan sebagai jumlah berat air yang terdapat
dalam material tersebut dan dijelaskan dalam prosentase berat
terhadap material tersebut dalam keadaan bebas air.
Kadar tiap air dari sesuatu material, bervariasi dengan keadaan
humidity dari ruangan, dimana material tersebut sudah mempunyai
keseimbangan. Udara pada suhu tertentu, akan mengandung air
dalam bentuk uap air. Bila jumlah air yang dikandung adalah
maksimum, dikatakan tekanan uapnya adalah jenuh. Tetapi bila
kandungannya belum maksimum, maka uap airnya disebut relative
humidity. Relative humidity mengandung kadar air, yang jumlahnya
dibandingkan bila dalam keadaan jenuh lebih rendah dan dinyatakan
dalam prosentase. Bila ruang tidak ada hubungan dengan sumber uap
air lainnya, peningkatan temperatur akan menyebabkan humidity
relative akan turun, karena pada temperatur yang meningkat ruangan
mampu mengandung uap air yang lebih banyak, sebaliknya bila suhu
menurun maka humidity relative akan meningkat. Bila udara
berkontak dengan hygroscopis material, seperti kertas dan roti, maka
peningkatan mutu yang mengakibatkan penurunan H.R. diatmosphere
sekitar material, yang berakibat material melepaskan kandungan
airnya, sedangkan akan tercapai keseimbangan baru antara material
dan atmosphere.
Nilai keseimbangan untuk setiap material bervariasi dalam kandungan
uap airnya, seperti contoh pada kertas akan mengandung 8% uap air
dalam keseimbangan dengan udara pada H.R. 65%. Bila udara
mendingin dan keseimbangan terjadi pada H.R. 80%, maka kertas
akan menyerap uap air lebih lagi untuk terjadinya keseimbangan dan
kandungan uang air dari kertas akan menjadi 12%.
Tetapi bila suhu naik sehingga keseimbangan terjadi pada 48% H.R.
maka kertas akan mengandung uap air 7%. Bila diudara terbuka
material akan menyerap atau melepas uap air, maka didalam ruang
tertutup dalam ruang kemasan akan terjadi hal yang sama. Uap air
akan menembus barrier yang terdapat pada kemasan, dan Relative
Humadity yang terjadi pada kemasan tersebut, disebut Equilibrium
Relative Humidity (EHR).
Bila kemasan dengan konsep EHR tersebut ditempatkan didalam
atmosphere yang memiliki R.H. yang lebih tinggi dari ERH, maka
kemasan tersebut akan menyerap uap air. Hal sebaliknya akan terjadi
bila kemasan tersebut ditempatkan pada atmosphere yang kurang.
Proteksi terhadap uap air, salah satu factor yang berpengaruh atas
shelf life dari suatu produk. Daya tahan kemasan terhadap proteksi
uap air perlu diperhatikan : Dengan cara memperlambat uap air dari
udara masuk kedalam kemasan, maka kerusakan produk bisa ditunda
waktunya. Bila kualitas kemasan adalah sesuai, maka produk akan
dapat digunakan pada tepat waktu. Barrier tidak harus sempurna
sekali sejauh produk tersebut bisa dipertahankan sebatas waktu
pemakaian yang diharapkan.
Jumlah air yang terdapat pada berbagai macam makanan akan
berbeda sesuai kondisi dari lingkungan, dan kandungan air pada
procentase tertentu tidak akan berpengaruh sesuatu produk. Misalnya
pada sesuatu biscuit akan mengandung sebatas 2% air ketika selesai
dimasak, dan tak akan pengaruh terhadap konsumen.
Gula tak akan menyerap uap air dari udara bila kadar uap air lebih
rendah dari 85%. Diatas kandungan tersebut gula akan menyerap air
dari udaara hingga leleh.

Gas Oksigen
Penetrasi dari gas oksigen kedalam kemasan, akan memberi akibat
yang tidak diinginkan pada produk yang dikemas, karena produk yang
mengandung minyak akan teroksidasi. Adalah penting untuk menjaga
agar penetrasi dari oksigen kedalam kemasan sekecil mungkin karena
oksigen tersebut selain berperan dalam oksidasi terhadap bagian dari
produk, juga akan membantu pengembangan bakteri dan jamur.
Lemak dan minyak yang berasal dari nabati yang terdapat dalam
makanan, sangat peka terhadap pengaruh dari gas oksigen. Bila lemak
nabati disensitif oleh pengaruh sinar matahari, bagian yang aktif akan
terbentuk dengan menyerap gas oksigen. Akibatnya akan terbentuk
peroksida yang tidak stabil dan berubah menjadi aldehyde yang lebih
stabil, yang akan merubah sifat dan flavour dari lemak dan mnyak
akan menjadi tengik.